30 September 2011

Keutamaan Hari Jumat

di 19.02 0 komentar

Jumat adalah hari paling utama di dunia Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada hari jum’ at ini, antara lain:
                  • Allah menciptakan Nabi Adam ‘ alaihissallam dan mewafatkannya.
                  • Hari Nabi Adam ‘ alaihissallam dimasukkan ke dalam surga.
                  • Hari Nabi Adam ‘ alaihissallam diturunkan dari surga menuju bumi.
                 • Hari akan terjadinya kiamat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘ anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam berkata: “Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim) 


2. Hari bagi kaum muslimin Hari jum’ at adalah hari berkumpulnya umt Muhammad shallallahu ‘ alaihi wa sallam dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua
khutbah jum’ at yang berisi wasiat taqwa dan nasehat- nasehat, serta do’ a. Dari Kuzhaifah dan Rabi’ i bin Harrasy radhiyallahu ‘ anhuma bahwa Rasulullah shallallahu‘ alaihi wa sallam berkata, “Allah menyesatkan orang-orang
sebelum kami pada hari jum’ at, Yahudi pada hari sabtu, dan Nasrani pada hari ahad, kemudian Allah mendatangkan kami dan memberi petunjuk pada hari jum’ at, mereka umat sebelum kami akan menjadi pengikut pada hari kiamat, kami adalah yang terakhir dari penghuni dunia ini dan yang pertama pada hari kiamat yang akan dihakimi sebelum umat yang lain.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)


3. Hari yang paling mulia
dan merupakan penghulu dari hari-hari Dari Abu Lubabah bin Ibnu
Mundzir radhiyallahu ‘ anhu berkata, Rasulullah shallallahu‘ alaihi wa sallam berkata, “Hari jum’ at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari jum’ at ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada harijum’ at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan
diturunkannya ke bumi, pada hari jum’ at juga Adam dimatikan, di hari jum’ at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di
hari jum’ at pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari jum’ at.” (HR. Ahmad) 


4. Waktu yang mustajab untuk berdo’ a Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘ anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam menyebut hari jum’ at lalu beliau Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda, “Di hari jum’ at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di
dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (HR. Bukhari Muslim) Namun mengenai penentuan waktu, para ulama berselisih pendapat. Diantara pendapat- pendapat tersebut ada 2 pendapat yang paling kuat: a. Waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat jum’ at Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al- Asy’ ari radhiyallahu ‘ anhu bahwa ‘ Abdullah bin ‘ Umar radhiyallahu anhuma berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari
Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari jum’ at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘ Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat
dilaksanakan.’” (HR. Muslim) Imam Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas.Sedangkan Imam As-Suyuthi rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah ketika shalat didirikan. b. Batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘ ashar Dari Jabir bin ‘ Abdillah radhiyallahu ‘ anhu, dari Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda, “Hari jum’ at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon
sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah‘ ashar.” (HR. Abu Dawud) Dan yang menguatkan pendapat kedua ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakn bahwa, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya.” 


5. Dosa-dosanya diampuni
antara jum’ at tersebut dengan jum’ at sebelumnya Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘ anhu mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’ at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa- dosanya yang terjadi) antara jum’ at tersebut dan jum’ at berikutnya.” (HR. Bukhari) 


Amalan-Amalan yang Disyari’ atkan pada Hari Jum’ at
1. Memperbanyak shalawat 

Dari Abu Umamah radhiyallahu‘ anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam berkata, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’ at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku
pada hari jum’ at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih) 


2. Membaca surat Al Kahfi
Dari Abu Sa’ id Al-Khudri radhiyallahu ‘ anhu, Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’ at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’ at.” (HR. Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani) 


3. Memperbanyak do’ a (HR Abu Daud poin 4b.)

4. Amalan-amalan shalat jum’ at (wajib bagi laki-laki)
• Mandi, bersiwak, dan memakai wangi-wangian.
• Berpagi-pagi menuju tempat shalat jum’ at. • Diam mendengarkan khatib berkhutbah.
• Memakai pakaian yang terbaik. • Melakukan shalat sunnah selama imam belum naik ke atas mimbar. Sungguh begitu banyak jalan agar kita bisa meraup pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal perjalanan kita di akhirat kelak. 


Wallahu a’ lam.

Ketika Al Qur'an Sekedar Bacaan

di 18.51 0 komentar



Umat islam adalah agama mayoritas di negeri ini. Hampir 89% dari total 240 juta penduduk Tidak disangsikan lagi banyaknya masjid megah yang berdiri kokoh mudah kita jumpai, apalagi dikota-kota besar seakan berlomba-lomba memperindah masjid yang hamper 70 ribu lebih jumlahnya (walau kita tau pasti hanya terisi 2 atau 3 shof). Tapi apa pernah terpikirkan untuk membangun imamnya? Setelah masjidnya berdiri orang-orang bingung siapa yang akan dijadikan imam? Situasi mendesak akhirnya diangkatlah seorang imam yang belum jelas kualitasnya. Bagaimana agamanya, bacaannya, serta keseharian ibadahnya.
Ilustrasi singkat diatas merupakan gambaran fakta yang terjadi di negeri kita tercinta.terlihat sibuknnya pencalonan presiden atau caleg kita waktunya pemilu, dengan berbagai cara dan janji-janji manis mereka. Negeri kita dilanda demam “korupsi” suatu penyakit yang sulit ditemukan vaksinnya, seperti mata rantai yang tiada putusnya. Contoh nyata saja Gayus yang merupakan “salah satu” oknum kunci yang memiliki jaringan luar biasa. Sulit menilai siapa yang salah, apa pemerintahnya, lembaga pajaknya, atau dia sendiri. Anehnya mata rantai ini tak kunjung usai hingga hari ini, padahal kita tau musibah merapi dan lainnya masih butuh perhatian bersama. Disusul Nunun dan Nazarudin, yang bukannya segera menyelesaikan masalahnya malah kabur entah kemana.
Mengapa mereka tega berbuat seperti itu? Sebenarnya kita malu mengatakan pelakunya orang islam bahkan kita marah kalau ada yang mengatakan pelakunya muslim. Tapi coba renungkan perkataan itu, sebenarnya setuju ataupun tidak kita mengiyakan dalam hati kalau pelakunya islam. Padahal sangat jelas pedoman kita Al-Quran Al-Karim yang berisi ajaran-ajaran mulia. Muncul pertanyaan mengapa yang berpedoman Al-Quran tapi berperilaku demikian?? Setiap kita haruslah mengetahui bahwa bertambahnya keimanan yang timbul dengan membaca al-Quran tidak akan terwujud kecuali orang-orang yang memperhatikan kandungan Al-Quran dan mengamalkannya, bukan sekedar membaca tanpa memahami dan menghayatinya. Berapa banyak orang yang membaca Al-Quran sementara Al-quran menjadi hujjah dan musuhnya pada hari kiamat.
“Sesungguhnya Allah mengangkat dengan kitab ini beberapa kaum dan menjatuhkan kaum yang lain” (HR.Muslim, I/559)
Nabi SAW juga pernah bersabda:
“Dan Al-Qur’an itu bisamenjadi hujjah (yang bermanfaat) untukmu atau menjadi hujjah (bumerang) yang akan membinasakanmu.” (HR. muslim, I/ 203) 
Al-Quran bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi setiap kita dan menambah keimanan jika kita mengamalkannya. Kebalikannya Al-Quran akan membinasakan bahkan mengurangi keimanan jika kita mengabaikannya dan melalaikan petunjuk-petunjuknya.
            Al-Hasan Al- Basri ra. Berkata ketika menjelaskan makna tadabur Al-Quran, “Demi Allah , tadabur itu bukan menghafal huruf-hurufnya sementara petunjuknya dilalaikan. Seseorang berkata,”aku telah membaca Al-Quran semuanya dengan tidak meninggalkannya satu huruf pun,”Demi Allah, dia telah  meninggalkan semua hurufnyakarena Al-Quran tidak terlihat didalam akhlak dan amalnya. Walaupun seorang diantara mereka berkata.”sesungguhnya aku membaca satu surat (dari Al-Quran) didalam diriku (hafal diluar kepala),’demi Allah mereka bukanlah para ahli didalam membaca Quran (Qurrra’).bukan para ulama, bukan orang-orang yang bijak dan bukan pula orang-orang yang wara’. Seandainya para Qurra’ kriterianya hanya seperti mereka, niscaya Allah akan memperbanyak orang-orang seperti mereka.”(HR. Abdurrazaq dalam Mushannaf-nya,III/363).
            Memang tidak mudah menyelaraskan perkataan dan perbuatan. Banyak sindiran Allah kepada manusia seperti dalam surat Ash-Shof
“ sungguh tercela dihadapan Allah apa yang mereka katakan padahal mereka tidak mengerjakannya’
            Muncul pertanyaan, bagaimana agar Al-Quran benar-benar bisa merasuk kedalam hati kita? Tentu Al Quran harus dijadikan pedoman, rutinitas setiap hari dan bukan semata aktifitas.  Contoh sederhana dalam sebuah keluarga, setiap habis magrib anak-anak serta semua anggota keluarga mengaji bersama walau hanya 15 menit keteladan ini akan terus diingat oleh anak-anak sampai mereka berkeluarga dan akan terbawa sampai mati. Karena keluarga merupakan orang pertama yang paling berarti. Anak mentaati segala pendidikan keagamaan bukan karena sadar dan tahu. Mereka hanya mengucapan dan meniru perbuatan yang mendatangkan persetujuan dari autoritas / orang yang berpengaruh darinya seperti ayah dan ibu. (Robbert Crapps:1994).
            Ketika nilai dan kebiasaan itu dibawa dimanapun ia berada, maka dipastikan ketika menemui hal-hal yang bertentangan dan menggiurkan akan ada kontrol dalam dirinya yang akan mengusik hatinya karena bertentangan dengan yang telah membudaya dalam dirinya.
Indahnya bila tiap keluarga bertanggung jawab terhadap anak-anak penerus mereka kelak, bisa dipastikan Indonesia bertambah baik kedepannya, tidak usah kita menuntut terlalu banyak. Seperti kata Aa Gym mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari hal yang kecil
Semoga Bermanfaat bagi kita demi hidup yang lebih berkualitas.




 

Lima Belas Menit Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review