Kembali teringat
akan asa yang tak mungkin terjadi, selalu saja iri dengan sosok kuat, gagah dan
perkasa itu #dimataku.
Yah, bukan karena
tidak bersyukur memang tapi tetap saja aku masih iri dengan figur itu.
Bayanganku saat itu,
“enak ya jadi lelaki, bisa meraih apapun yang ia mau. Bisa mengejar dan meraih
asa yang ia inginkan. Pulang malam asal ada kabarpun tak mengapa. Beda denganku
yang sedikit2 ditanya “kemana, dimana, kenapa, #5W+1H.
Harus ini itu,
bersih-bersih biar tak dikatai pemalas, rajin, sopan, bersih.. hmmmm
Kalau saja aku
lelaki “aku tak akan berdiam diri di tempat ini, ingin kuarungi indahnya
samudra dan kusentuh alam ini.
Kalau saja aku
lelaki “segera akan kubuat sayembara, tuk menemukan cinta sejati. Sayembara cinta
yang hanya diikuti bidadari2 suci tuk memilih satu diantara mereka. Bukan karena
mereka cantik, bukan pula karena harta yang menarik, atau asal yang patriotik. Namun
karena agama yang menyelisik batinku agar tak berlama-lama menjemputmu.
Mengapa satu? Bukankah
bisa empat?
Yah, tak kupungkiri.
Hatiku hanya satu dan kepersembahkan satu2nya untuk bidadari suci. Walau banyak
yang berkelit adil itu mudah, namun hati tak bisa berbohong. Cinta itu suci dan
tak pantas dinodai dengan kebohongan.
Ah selalu ingin jadi
lelaki terbaik, menjadikan bundaku bangga pada lelakinya ini.
Pesan lelaki
pujaanku adalah:
"Kalo kamu belum sukses, jangan pernah
ceritakan kesusahan dan kepayahan perjuanganmu saat mengapai mimpi karena tidak
akan pernah ada yang mendengarnya dan mereka hanya menganggap kamu suka
mengeluh. Ceritakanlah saat nanti kamu telah berhasil meraihnya karena itu
pasti akan didengarkan dan menjadi inspirasi bagi yang lain"
Tetap
syukuri keadaanmu saat ini, terima apa adanya karena kau bahkan aku pun tak
pernah memesan bentuk dan rupa seperti ini. Syukuri dan manfaatkan agar ia
semakin berkesan. Kekurangan hanya sepersekian dari banyaknya karunia. Memang tak
ada yang sempurna melainkan Dia sang Maha Sempurna. #satu kata yang perlu di
cerna bahwa sempurna bagi manusia itu hanya sebagian dari sifat baik yang Allah
tampakkan, namun akui bahwa keburukanmu lebiiiiiiiiiiiiiih banyak ditutupi Allah
maka tamparlah dirimu untuk terus
bersyukur. Mensyukuri bahwa Allah lindungi aibmu maka jangan kau bongkar dia
dihadapan musuhmu.
Lelaki sejati, sanggup hidup menderita namun tak akan mengikhlaskan penderitaan terjadi pada istri dan anaknya #bang Ippo S.
Lelaki sejati, bukan yang mengatakan cinta padamu. Namun sakralkan cinta di depan ayahmu #redaksi berubah, saya lupa siapa yg bilang
Lelaki sejati, bukan yang tak pernah menangis. namun tangisi saat ia tak berhasil membahagianmu.
Lelaki sejati .....................................
1. Islam menjadi pedoman hidupnya yang utama (QS.6:153);
2. Ikhlas menjadi dasar hidupnya (QS.2:207);
3. Taqwa menjadi bekal hidupnya (QS.2:197);
4. Taat menjadi karakteristik khasnya (QS.3.132);
5. Shalat dan sabar merupakan kekuatannya (QS.8:56;32:24);
6. Tsabat (teguh) merupakan sikap hidupnya (QS.8:45);
7. Ukhuwah Islamiyah menjadi pengikat hatinya (QS.49:10;43:67);
8. Tidak mengenal sikap palsu, kamuflase, banyak tingkah dan takabur (QS.25:63);
9. Ruang jiwanya dipenuhi oleh perhatian dan kepedulian yang besar dan penuh kesungguhan dalam mencapai hadaf (tujuan baik) mereka (QS.28:55);
10. Detik-detik malamnya amat berharga, diisi dengan ibadah Qiyamul Lail/Muraaqabatullah (QS.25:64 : 17:79. 76:26);
11. Senantiasa risau dan amat takut akan azab Neraka Jahanam (QS.25:65-66);
12. Punya ukuran-ukuran yang jelas atas kebenaran dalam kehidupannya (QS.25:67.17:29);
13. Tidak menyekutukan Allah, dan tidak menantang (menyalahi) perintah Allah (QS.25:68-71);
14. Tidak menyia-nyiakan hak orang lain dan tidak menzalimi seorangpun (QS.25:72);
15. Hatinya lurus dan hidup subur, dengan iman yang benar (QS.25:73);
16. Senantiasa menginginkan kebaikan yang dilakukan menjamah dan berlanjut untuk setiap generasi (QS.25:74-76);
17. Senantiasa Jujur dalam perkataan dan perbuatan;
18. Senantiasa menjaga tali silaturrahmi;
19. Senantiasa menjaga amanah yang diberikan;
20. Senantiasa menjaga hak tetangga;
21. Senantiasa memberi kepada yang membutuhkan;
22. Senantiasa membalas kebaikan orang lain;
23. Senantiasa memuliakan tamu;
24. Memiliki sifat malu;
25. Senantiasa menepati janji;
26. Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi);
27. Berakhlak baik/mulia kepada sesama makhluk Allah; (Matiinul khuluqi);
28. Senantiasa Shalat tepat pada waktunya;
29. Senantiasa memautkan hatinya ke masjid /Cinta Shalat berjamaah di Masjid;
30. Senantiasa membaca dan mempelajari Al Qur’an dan mengamalkannya;
31. Sederhana dalam urusan dunia dan paling cinta pada urusan akhirat;
32. Paling suka melakukan amar ma’ruf nahi munkar;
33. Paling berhati-hati dengan lidahnya (menjaga lidah);
34. Senantiasa cinta pada keluarganya;
35. Paling lambat marahnya;
36. Senantiasa memperbanyak istighfar, berdzikir dan mengingat Allah swt dan memperbanyak Shalawat Nabi;
37. Senantiasa suka dan ringan berzakat, infaq dan bersedekah;
38. Senantiasa menjaga wudhu;
39. Senantiasa menjaga Shalatnya terutama Shalat wajib;
40. Senantiasa menjaga Shalat sunnat Tahajjud dan Shalat Dhuha;
41. Paling cinta dan hormat pada kedua orang tuanya, terutama ibunya;
42. Cerdas / Pikirannya intelek (Mutsaqoful fikri);
43. Aqidahnya bersih/lurus (Saliimul ‘aqiidah);
44. Ibadahnya benar (Shohiihul ‘ibaadah);
45. Rendah hati (Tawadhu’);
46. Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi);
47. Mampu mencari nafkah (Qaadirun’alal kasbi);
48. Senantiasa menjaga dan memelihara lidah/lisan (Hifdzul lisaan);
49. Senantiasa istiqomah dalam kebenaran (Istiqoomatun filhaqqi);
50. Senantiasa menundukkan pandangan terhadap lawan jenis dan memelihara kehormatan (Goddhul bashor wahifdzul hurumat);
51. Senantiasa lemah lembut dan suka memaafkan kesalahan orang lain (Latiifun wahubbul’afwi);
52. Benar, jujur, berani dan tegas (Al-haq, Al-amanah-wasyaja’ah);
53. Selalu yakin dalam tindakan yang sesuai ajaran Islam (Mutayaqqinun fil’amal);
54. Senantiasa pandai memanfaatkan waktu (untuk dunia dan akhirat) (Hariisun’alal waqti);
55. Sebanyak-banyaknya bermanfaat bagi orang lain (Naafi’un lighoirihi);
56. Senantiasa menghindari perkara yang samar-samar (Ba’iidun’anisy syubuhat);
57. Senantiasa berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina’);
58. Senantiasa siap menolong orang yang lemah (Mutanaashirun lighoirihi);
59. Senantiasa berani bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang memusuhi kita (Asysyidda’u’alal kuffar);
60. Senantiasa mengingat akan datangnya kematian;
#ini bukan hayalan atau pengandaian hanya asa yang mustahil terjadi namun mendambakan ada padamu wahai lelaki sejati.
0 komentar:
Posting Komentar