8 Oktober 2013

Sebar Ilmu Tak Harus Mengajar

di 06.11
Sudah sebulan tepatnya, s2 kulalui..
Gimana ya, ada rasa-rasa "bingung intelektual" haha. maksudnya saya terkadang tambah bingung ni harus ngapain dan lalu apa  setelah ini. tengok kanan-kiri teman2 sudah kerja bahkan menikah, lalu aku?
beberapa kali mengobrolkan "kegalauan" ini dengan Ibu, cuma 1 nasehat Ibu : "Yakini apa yang menjadi jalanmu, tidak usah tengok2 orang lain kalau hanya akan mengukur kesuksesan diri tapi untuk bersyukur lihatkah orang lain. Betapa banyak yang ingin sekolah tapi kendala biaya, atau ingin sekolah tapi diharuskan menikah. Ah, hidup... tak pernah terurai diselami

Kemarin ketika menjenguk anak teman di pondok FAuzul Muslimin, Kotagede. Bertemu dengan guru saya yang pngasuh pondok tersebut. Gak sengaja juga sih ketemunya, awalnya saya cuma iseng salam menanyakan rumah mbak yang saya tuju. Akhirnya malah diajak ngbrol lama, diminta nomer segala biar gak hilang jejakku kata beliau. Dinasehati lagi "Kok ga ngajar?, lalu ilmunya gak diamalkan?, Loh yang didapat selama ini ga manfaat dong?, mbok, ngajar sini "ngancani" aku mbak ning " Yah, seperti beberapa kali yang saya dengar dari sekolah saya dulu, seakan menyalahkan saya yg "terlihat" tidak ngamalke ilmu.

Lalu bagaimana seharusnya,  Ibu saya minta agar fokus s2 karena mengajar belum terlalu urgent kata beliau. Maklum memang, 7 tahun saya tidak dirumah menjadikan kerinduan tersendiri buat beliau, ditambah saya anak pertama yang bla...bla...bla.. (ndak gede kepala) haha... pokoknya saya lebih manfaat dirumah. Analisis penting saya, Ibu juga melihat bahwa "umur" saya mendekati masa "pergi" untuk hidup dg orang lain. #mungkin lo ya...

Saya berat sebenarnya menolak tawaran mengajar dari orang-orang yang Subhanallah hebatnya, saya juga sangat-sangat menghargai jasa sekolah saya dulu hingga kini saya bisa seperti ini *emg seperti apa -_-. saya juga tak suka dibilang sombong, pelit ilmu *emg saya pny ilmu apa to -_-. 
Terkadang memang kita harus memupus ego dan melihat kondisi orang lain, kadang dikira saya tidak cocok dengan bayaran atau fasilitas. Tetapi lebih dari itu, saya ingin PROFESIONAL yang KOMITMEN terhadap kesepakatan. itu yang saya tidak bisa saat ini (krn rumah lbh butuh saya).
Ilmu saya juga tidak seberapa, dulu mungkin saya dianggap pinter tetapi kan tidak ada yang tahu. saya tidak ingin mengambil porsi yang belum saya kuasai. Walau mengajar itu belajar, tapi bagi saya sama saja dengan "Malpraktek" bila saya tak menguasai lalu mengajarkan hal tersebut. Bila dokter saja salah memberi obat ke pasiennya bisa dituntut dengan penjara. Maka guru yang memberi ilmu yang salah, tuntutan bukan hanya dari 1 orang, tapi berapa banyak orang yang akan tercemar dengan kesalahan yang diteruskan murid tersebut kemurid-muridnya yang lain. Ini PRINSIP saya sebagai calon "guru"

Sebar Ilmu Tak Harus Mengajar
Ambigu memang, tapi dalam pengertian saya mengajar "disekolah", lembaga atau yayasan apapun namanya. Ilmu bisa dengan tulisan, dengan belajar yang lebih dari biasanya. "Untuk menjadi Orang Luar Biasa harus menjadi Orang diatas Rata2". ini yang ingin saya pelajari dan coba. 
Saya mencintai guru-guru saya, tetapi bukan harus duduk mengajar membantu mereka. Ada alasan-alasan yg lebih substansi mengapa saya tidak memilih mengajar/kerja. 

Orientasi saya saai ini adalah "Bagaimana menjadikan Orang Tuaku (Ayah Ibu tercinta) serta adik-adik terbantu dengan adanya aku" karena mereka mutiara yang kekal hingga kapanpun. serta bermanfaat bagi orang disekelilingku". TPA, lembaga yang kucintai saat ini. karena tak semudah apa yang dibayangkan memang membina TPA di Desa yang Islam namun tak "sadar" Islam. Kalau mengajara di tempat yang bukan Islam jelas strategi yang dipakai, kalau sudah Islam lebih repot lagi terutama bila tak ada dukungan (sadar) dari orang-orang sekitar.

Terakhir, 
Yang paling penting adalah "Tebar manfaat dimanapun kita berada" tak perlu menunggu kapan kerja-kapan nikah, tapi bekerja-lah dengan ikhlas dimanapun berada agar kamu menikah. #LOH 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Lima Belas Menit Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review