29 Desember 2015

Mendampingi Hingga Nanti

di 23.46 0 komentar
Mencoba menjadi hati dan matanya 
Mengiringi hingga kapan tiba dan kemana
Mengawal sampai apa lalu bagaimana
Menguatkan raga, menghalau asa
Merawat saat ini
Mendampingi hingga nanti 


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim no. 2551)

28 Desember 2015

Campak di Usia Dewasa

di 23.21 0 komentar
“Gapapa kena campak biar gak dicampakkan” hehe

Tengah november kemarin sepulang ngajar badan langsung enggak enak. Dikira efek pancaroba, kurang istirahat dan jadilah panas tinggi akut. Hari pertama panas sampai 38,8C, gak bisa kerja gak bisa mikir pokoknya ngebleng dan pengen tidur saja. Ortu gak tega lihatnya, lepas magrib dikeroklah khawatir tambah drop. Lumayan enak habis dikerok tapi rasa-rasanya kok aneh ini, panas sampai tinggi terus reda begitu terus kayaknya ada yang mau keluar dari badan. Beneran, esok paginya pas panas agak reda lihat lengan kanan kiri banyak bintik merah tapi kalau diratakan tangan bintiknya hilang. 
Trauma dengan adek yang pernah DB langsung chat sama vida, “mungkin gabaken mbak” haduh.. Panas pusing muncul tapi gak peduli, secepat kilat pagi itu cari dokter. Paling deket ke puskesmas kalasan di Purwomartani. Murah banget disini walau sekarang saya bukan anak askes lagi, hehe. Cuma bayar 5rb pas ambil obat, antrian panjang pun terlewati padahal badan gak nyaman. Basah keringat udah kaya habis mandi gak dihandukin, hadeh. Giliran diperiksa di poli umum mbak dokternya bilang itu adalah campak bukan Db, fiyuh lega meeen. Kasihan kan kalo sampai DB gek siapa yang nungguin. Beda DB dan campak, kalau Db bintiknya bila ditekan tangan gak hilang tapi kalau campak ditekan gitu hilang merahnya. Si mbak dokter Cuma bilang klo imun saya turun dan kurang vit A, banyakin minum 3 literlah sehari. 2 Botol mineral itu loh. Karena ini bukan bakteri jadi Cuma dikasih ctm, ranitidine (kalau ada nyeri perut), pamol sama vitamin A. Banyak banget antrian berjejer yaitu anak-anak yang campak namun harus periksa darah karena lebih rawan.
Pulang lalu istirahat. Wah ada jam-jam sakawnya gitu, mungkin proses mengeluarkan bintik kali ya, wajah udah gak bentuk pokoe semua merah jelita. Mungkin dapat 5 hari lalu berangsur-angsur hilang. Dokter kenalan saya sempet bilang kalau lagi campak jangan dekat dengan wanita hamil karena bisa mengganggu janin juga diberi resep isprinol yang susah banget dicarinya. Nyaris seminggu hanya tidur-tiduran. Setelah itu masalah mincul lagi, tiba-tiba pipi kiri bengkak parah. Wuh ternyata geraham kiri kata dokter infeksi dan harus cabut kalau kempes. Balik lagi ke puskes dan disaranin kalau sakit gigi jangan sampai ditempeli macem-macem sejenis koyo nanti malah bengkak. Obatnya ada antibiotik sama mefanemat. Seminggu baru sembuh, proses pemulihan pas posisi di solo nemeni ibu.

Pointnya: kudu jaga asupan biar imun terjaga. Sesibuk apapun harus makan sayur sama buah, susu etc. Katanya orang dewasa yang terkena cacar karena pas kecil belum diimunisasi or belum kena. Aku udah tuh tapi tetep kena cacar dan ini campak. Ah dinikmati, kalo gak gini kapan istirahat?

5 Oktober 2015

Renang Akhwat di Jogja

di 14.45 1 komentar
Server pupns masih juga lemot, entah apa yang salah. Awalnya saya pikir karena tinggal di desa jadi sulit kali. Coba ganti kartu macem-macem dan ke warnet plus tanya-tanya teman yang lagi mengisi pupns juga keluhannya sama. Jujur saya stres, karena kerjaan sendiri jadi gak ke sentuh. full waktu 24 jam cuma ngadepin laptop udah pegal-pegal ngisi eh dia balik login ulang. Gitu terus, siang-malam-pagi. Akhirnya dari pada tambah stres mendingan gak usah di kerjain (not time yet), haha. 
Walaupun harus optimis tapi kalau servernya beginilah..tinggalin aja deh. Mending lanjutin kerjaan lain.

Pembahasan kali ini pengen menulis tentang hadis Rasul SAW:
Rasulullah bersabda, 
“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah” (Riwayat Sahih Bukhari/Muslim)
Ada yang tahu gak ya asbabul wurudnya hadis diatas? Daerah arab yang tandus, hanya bertumpu pada oase atau zam-zam namun kenapa dulu Nabi perintahkan untuk berenang?
Yups, saat itu Islam sedang mengadakan perluasan wilayah ke timur dan ke barat. Pejuang Islam di kerahkan menempuh jalan laut dan darat (saat itu udara belum ada pesawat kan). Nah untuk sigap menempuh berbagai ekspansi dengan sukses maka para tentara haruslah kuat fisiknya untuk berenang mengepung daratan. Ingat pasukan Thariq bin Ziyad yang menyeberangi selat gibraltar? Nah, bisa dipastikan mereka adalah perenang-perenang unggul.

Eh, ini mau membahas renang akhwat di jogja kok, malah.
Saya baru tau dua tempat yang menyediakan renang khusus akhwat/cewek yaitu di Salsabila seturan dan ke selatannya sedikit ada sport center.
 * Salsabila Seturan
s
Katanya ini milik sekolah Budi mulia yang ada di sebelahnya, memang tiap jam-jam tertentu banyak anak budi mulia renang mungkin semacam eskul atau les renang ya. Intinya mereka di kawal oleh guru. Disini nyaman banget (kalau sepi), Lantai kolam renang dibuat dari tinggi ke rendah, mulai dari sedengkul orang dewasa sampai sekitar 3 meteran. Tersedia banyak fasilitas kaya pelampung, kacamata dan baju renang yang bisa di sewa. Kalau dulu saya S1 belum ada kewajiban pakai baju renang, tapi sekarang wajib dan bakal di tegur petugasnya kalau ngeyel. Hehe

Saya pun penasaran kenapa to harus pakai baju renang, ternyata serat kaos biasa yang kita pakai menyumbat saringan-saringan air, karena air kolam renang mengandung kaporit yang aman. Nah kebayang kalau yang mandi banyak pasti pihak kolam renang bakal harus perbaikan kalau sampai rusak saringannya. Trus juga baju renang yang terbuat dari bahan nilon atau spandex itu melindungi kulit dari kaporit tadi itu, jadi walaupun terendam kaporit setidaknya masih kesaring baju renang. Sewa baju sekitar 6000 yang berjilbab, sewa pelampung kacamata sekitar 3000-5000, bea masuk kalau dewasa 12 rb, mahasiswa 8 rb, pelajar 6rb (bisa cek sendiri, lupa)
kalau belum berubah jadwalnya masih gini
Senin 14.00-20.00, rabu 15.00-20.00, kamis 16.00-20.00, jumat 11.00-20.00. 
Kalau risih nyewa bisa beli di olshop dengan haga2 yg miring kok, saya dapaat 140rb beli dari bulan puasa sampai sekarang belum renang, so far comfort di badan sih

*Depok Sport Center
Kalau dulu sekitar tahun 2012 ada ruang khusus cewek tapi gak tau sekarang, tertutup dan langsung terhubung dengan kamar mandi. Cuma yang bikin ngeri dalemnya langsung 3 meter tanpa ampun dari lantai awal smp ujung. Kaporitnya juga berasa, tapi dulu sih sekarang belum kunjung lagi. Masuknya dulu itu 10rb..

Ah, ayo renang.. diniatkan menjalankan sunnah Rasul juga yah gaes..

4 Oktober 2015

Barokallah Heri dan Ais

di 00.49 1 komentar
Heri.. teman kuliah yang baik hatinya. Siap bertukar tesis, hunting referensi kemanapun ayo aja
Heri... teman main yang berujung seru, yang selalu meng'oke'kan apapun rencana tak masuk akal
Heri.... teman ngerumpi, saat tak tahu apa yang harus dibuat, saat jengah berurusan dengan birokrasi yang sulit
Heri... satu-satunya temen yang tak pernah bilang "ENGGAK"
Heri..... yang naik motornya kenceng banget itu hingga suatu kali janjian di sambisari dia sampai di candi sari.
Heri.. yang saat sidang munaqosyah saya, satu-satunya yang nungguin mulai awal hingga sidang usai
Heri... yang bahkan saya tak sempat 'balas' menunggui saat dia sidang padahal dia selalu ada buat saya
Heri.... yang dikira TP, suka tebar pesona karena banyak senyumnya. Entah mengapa memang itu sifat asli seorang heri yang ramahnya tulus bukan tebar pesona
Heri... yang punya ide cemerlang termasuk saat tesis saya buntu mau dibawa kemana
Heri... yang ngiketin dus buku saya di motor, saat saya GR dikira ikhwan motor sebelah yg mau ngiketin.
Heri.. yang selalu komit dengan kata-katanya. Hingga impian Kalibiru pun tecapai
Heri.. yang sering menghabiskan waktu di ruang tamu saya yang berujung di ruang makan.. Hahaa
Heri.. yang tau bagaimana cara mengambil rambutan dengan tangga dan mendempetnya di pralon -_-
Heri...yang punya banyak siasat, yang sering telepon berjam-jam penuh nasihat, entah berapa pulsa dia sikat.
Heri..yang rajin banget ke perpus, walau sekedar facebookan lalu berakhir ngbrol cekikikan.
Entah mengapa saya suka namanmu ganti cahyani ketimbang heri, saat bertiga bersama atin. 
Heri...suka galau trus telpon saya, lalu atin, bergantian walau disaat yang sama saya dan atin berdampingan.
Heri..yang selalu terbuka, hingga hubungan pribadipun tanya aja. Ruang tamu pak RT jadi saksi kita. haha
Heri... yang tiap ke Jogja selalu bawa kopi dan kripik pisang lampung yang enak itu

hanya mau bilang besok heri nikah, ini undangannya :D

 
Hore Heri Hikah.. Hore Heri Hikah Hore Heri Hikah..Hore Heri Hikah...Hore Heri Hikah.Horeeeee


Barokallahu laka wabaroka alaika wa jama'a bainakuma fi khoir

semoga pernikahan ini penuh barokah untuk kedua mempelai dan lahir dari mereka penyejuk mata yang shalih shalihah. Amin..Amin Ya Robbal Alamin

Tanjungan, 4 Oktober 2015. 0.48 WIB


 

3 Oktober 2015

Edaran Kemenang 2015 mengenai PUPNS

di 00.44 0 komentar
          PNS lagi punya gawe, kali berhubungan dengan pendataan ulang pns atau dikenal luas sebagai PUPNS. Pendataan ini serentak dilakukan seluruh PNS di Indonesia yang konon berjumlah 4 juta lebih. Banyak keluhan mengenai pengisian PUPNS ini terutama mengenai webnya yang sulit diakses. Tentu ini normal karena sibuknya server https://epupns.bkn.go.id/ ini. Walaupun sudah cari jam "selo" tengah malam menjelang pagi beginipun tetap susah diakses. Ya iyalah, perbedaan waktu WIB WITA dan WIT yang selang sejam menjadikan semua orang pun berlomba-lomba menyelesaikan hal ini. Jujur saya 'eneg' lihat tumpukan berkas dikamar, sebagai anak baik saya harus membantu kedua orang tua saya terutama hal-hal berbau IT (Padahal zaman sekarang semua tugas mereka di sekolah bersinggungan dengan IT) Tearrr..
         Bingung sendiri, saat malam menjelang pagi begini server agak lumayan tapi kan orang tua yang ngerti isiannya pada istirahat. Pas mereka seger pulang kerja eh severnya ngadat bahkan login pun tak bisa. Belum lagi dirumitkan membaca dokumen-dokumen era 70an yang mirip kitab kuno, harus ekstra pelan buka satu persatu dan buka mata lebar-lebar untuk membaca tulisan yang hampir hilang itu. Fiuhh.. benar-benar deh ini pemerintah
           Dulu sudah pernah juga ngisiin PADAMU, entah mengapa website itu kini apa kabar. PUPNS inilah yang mengisi hari-hari saya yang merana dibikin mumet dan batuk-batuk, kesel nunggu loading sampai kadang tak sadar ikut muter-muter mengikuti alunan lingkaran merah.
Yang punya sih tiap harinya cuma bisa ngecek, "Gimana? PUPNSku udah kan?". Dengan memble, kusut masai dan setengah bangun dari kasur cuma bilang progres hari ini bla-bla... Alhamdulillah semaleman bisa login aja dah haru...
          Entah saya yang kudet ato internet yang lelet yah, ini lebih berat dari rebutan ngisi KRS buat milih dosen favorit zaman S1. Ah, Dear me!!!!. Tapi gak bisa begitu karena 'gawe' ini ada deadlinenya. Sebelum mengisi perlu disiapkan beberapa data berikut, kalo perlu print format pupns, isi manual biar enak karena kendala adalah di koneksi internet. 

Daftar kelengkapan pupns

Panduan pengisiannya bisa di donlot sini, saya gak lihat panduan malah nyasar gak ngisi riwayat keluarga dll. Sesuaikan dengan instansi. Bisa jadi tiap instansi punya aturan khusus yang tak bisa digeneralisr. Berikut edaran dari kementrian agama

surat edaran kemenag (copyright)

surat edaran kemenag (copyright)
Agak ngeri baca sanksinya yah, tapi yaudahlah orang bawah mah apa atuh. Harus sendiko dawuh walaupun sebenarnya rada jengkel juga, kan kasihan bapak ibu kita yang gak melek IT. Tapi ada hikmahnya juga sih, dengan ngisi begini jadi tahu puluhan tahun orang tua berusaha mencari nafkah dengan cara yang tak mudah. Jadi merasa kurang bakti dan punya azzam akan menjadi anak baik untuk anak-anak saya kelak, ciyeh kemana-mana.
Semoga ujian kesabaran ini menjadikan rezeki yang diterima para PNS termasuk Ibu Bapak saya dalam tiap cucur keringatnya mendapat keberkahan dan berkah pula untuk keluarganya.
Paling penting adalah sediakan camilan dan kopi hangat, modal buat lembur yang ternyata berujung lelet. 
Puwaling penting lagi adalah baca bismillah setiap tekan enter yah, biar tambah barokah lagi gaes...
Syelamat ber pupns ria.....

PS. ditulis sambil muter-muter ikut loading ---____---
                                                                              Tanjungan, 2 Oktober 2015. 0.40 WIB

17 September 2015

Tips Sholat Khusyu Ala Syaikh Ali Jabeer

di 20.53 0 komentar
Alangkah irinya saat membaca shiroh sahabat ketika ada sahabat yang harus amputasi kaki maka bukan obat bius yang ia minta melainkan minta waktu untuk sholat sebelum kakinya diamputasi. Sholat menjadi amalan pertama yang ditanyakan sebagai pembuka bagi kelancaran atas pertanyaan setelahnya. Sholat adalah kunci meminta pertolongan Allah SWT selain sabar. Sholat adalah waktu curhat seorang hamba dengan RabbNya yang berujung solusi tanpa sangsi. Sholat adalah parameter ketakwaan dan saat untuk mensyukuri semua nikmat dengan waktu sekitar 30 menit dalam 24 jam.
Sholat khusyu amatlah sulit bila kita menggunakan Rasul dan para sahabat yang mulia sebagai bandingan. Apalah kita, hamba dhaif yang terlalu disibukkan dengan urusan dunia. Khusyu total dalam seluruh rakaat sholat memanglah mustahil, bisa saja rakaat pertama fokus namun mulai ngelamun dirakaat selanjutnnya. Khusyu ialah menghadirkan hati, kembali saat pikiran mulai melayang. Ingatlah bahwa kita sedang sholat, buyarkan lamunan dan fokus pada sholat saja. Maka cobalah untuk merenovasi ulang aktifitas sholat yang kita lakukan agar sholat menjadi asik dan menyenangkan. Beberapa tips dari Syekh Ali Jabeer berikut ini.
  1. Bersihkan pakaian, tempat sholat. Pakai baju terbaik dan harum-haruman
  2. Variasi bacaan sholat, jangan hanya annas-al ikhlas. Urutkan mulai juz 1 hingga akhir. Tak mengapa hanya membaca 1 ayat saja per rokaat. Boleh juga membuka Al Qur'an saat hafalan belum begitu lancar.
  3. Keraskan sedikit bacaan agar terdengar oleh telinga kita. Ucapkan dengan mulut dan jangan dibatin
  4. Bayangkan arti dari setiap apa yang dibaca, belajar sedikit-sedikit dengan membuka tarjamah.
  5. Rasakan senangnya takbiratul ihram seakan-akan Allah melihat kita saat kita tak mampu melihat Allah (Ihsan). Keraskan takbir dan sempurnakan gerakan (tuma'ninah)
Semoga Allah SWT masukan kita dalam golongan hamba-hambaNya yang taat. Amin

14 September 2015

Amalan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah

di 20.29 0 komentar
Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan Haram dimana terdapat beribu kebaikan dan keutamaan yang sayang untuk dilewatkan.
bermula dari teman yang tanya mengenai puasa bulan dzulhijjah maka sekalian saja bikin postingan tentang amalan bulan dzulhijjah

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ : وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ.
“Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah).” Para sahabat radhiyallahu ‘anhum bertanya, “Wahai Rasulullah, juga (melebihi keutamaan) jihad di jalan Allah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Ya, melebihi) jihad di jalan Allah, kecuali seorang yang keluar (berjihad di jalan Allah) dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikitpun.”[1]
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan beramal shaleh pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu, Imam an-Nawawi dalam kitab beliau Riyadhush Shalihin[2] mencantumkan hadits ini pada bab: Keutamaan ibadah puasa dan (ibadah-ibadah) lainnya pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:
Allah melebihkan keutamaan zaman/waktu tertentu di atas zaman/waktu lainnya, dan Dia mensyariatkan padanya ibadah dan amal shaleh untuk mendekatkan diri kepada-Nya[3].Karena besarnya keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini, Allah Ta’ala sampai bersumpah dengannya dalam firman-Nya: وَلَيَالٍ عَشْرٍ “Dan demi malam yang sepuluh.” (Qs. al-Fajr: 2). Yaitu: sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah, menurut pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Katsir dan Ibnu Rajab[4], [serta menjadi pendapat mayoritas ulama].Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata, “Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain.”[5]Amal shaleh dalam hadits ini bersifat umum, termasuk shalat, sedekah, puasa, berzikir, membaca al-Qur’an, berbuat baik kepada orang tua dan sebagainya.[6]Termasuk amal shaleh yang paling dianjurkan pada waktu ini adalah berpuasa pada hari ‘Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah)[7], bagi yang tidak sedang melakukan ibadah haji[8], karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang puasa pada hari ‘arafah, beliau bersabda, أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ “Aku berharap kepada Allah puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) di tahun yang lalu dan tahun berikutnya.”[9]Khusus untuk puasa, ada larangan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukannya pada tanggal 10 Dzulhijjah[10], maka ini termasuk pengecualian.Dalam hadits ini juga terdapat dalil yang menunjukkan bahwa berjihad di jalan Allah Ta’ala adalah termasuk amal yang paling utama[11].
***
Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, Lc.MA
Artikel www.muslim.or.id
[1] HSR al-Bukhari (no. 926), Abu Dawud (no. 2438), at-Tirmidzi (no. 757) dan Ibnu Majah (no. 1727), dan ini lafazh Abu Dawud. [2] 2/382- Bahjatun Naazhirin. [3] Lihat keterangan Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab Latha-iful Ma’aarif (hal. 19-20). [4] Lihat Tafsir Ibnu Katsir (4/651) dan Latha-iful Ma’aarif (hal. 20). [5] Fathul Baari (2/460). [6] Lihat keterangan Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam Syarhu Riyadhis Shalihin (3/411). [7] Lihat keterangan Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam as-Syarhul Mumti’ (3/102). [8] Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak puasa pada hari itu ketika melakukan ibadah haji, sebagaimana dalam HSR al-Bukhari (no. 1887) dan Muslim (no. 123). Lihat kitab Zaadul Ma’ad (2/73). [9] HSR Muslim (no. 1162). [10] Sebagaimana dalam HSR al-Bukhari (no. 1889) dan Muslim (no. 1137). [11] Lihat Syarhu Riyadhis Shalihin (3/411).

   Rincian Amalan di Awal Dzulhijjah
Ini amalan-amalan yang bisa diamalkan oleh kaum muslimin yang tidak berhaji.
  1 - 9 Dzulhijjah
• Puasa sunnah awal Dzulhijjah.
• Perbanyak takbir mutlak, tidak dibatasi waktu dan tempat. Boleh saat di pasar, di jalan, di kendaraan, di rumah, diperintahkan untuk terus bertakbir seperti layaknya takbiran hari raya.
• Perbanyak amalan shalih seperti sedekah.
• Larangan potong rambut dan kuku dari awal Dzulhijjah sampai hewan qurban disembelih.
  9 Dzulhijjah
• Puasa Arafah.
• Perbanyak doa di hari Arafah karena sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.
  9 Dzulhijjah Ba'da Shubuh Hingga Waktu Ashar pada Hari Tasyriq yang Terakhir (13 Dzulhijjah)
• Perbanyak takbir muqayyad, yaitu setelah shalat lima waktu maupun shalat sunnah. Baiknya tetap mendahululan dzikir setelah shalat kemudian perbanyak takbir.
* Wanita diperintahkan melirihkan suara, sedangkan laki-laki mengeraskan suara takbir.
  10 Dzulhijjah
• Shalat Idul Adha
• Penyembelihan qurban
• Tidak boleh puasa
  Hari-Hari Tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah)
• Penyembelihan qurban
• Tidak boleh puasa
• Perbanyak doa sapu jagad: Rabbana aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.
▶ 1 Dzulhijjah diperkirakan jatuh pada tanggal 15 September 2015 berdasarkan kalender pemerintah RI.
Wallahu waliyyut taufiq, hanya Allah yang beri taufik dan kemudahan untuk mengamalkan amalan shalih di atas.
Bagaimana Jika Indonesia Berbeda dengan Arab Saudi dalam Idul Adha? Ini bahasan ilmiahnya: http://goo.gl/wd6Bon
📚 Catatan kecil: Muhammad Abduh Tuasikal • Rumaysho.Com • Twitter @RumayshoCom • Instagram RumayshoCom • Pesantren DarushSholihin.Com

Kemudian ada yang bertanya, lalu yang benar puasa tanggal 1 sampai 9 atau hanya 9 saja? 
dengan mengutip banyak hadis disimpulkan bahwa hal tersebut khilafiyah. Ibnul Qayim Jauziyah dalam kaidahnya berkata :  الخروج من الاختلاف الاولى 
artinya: Keluar dari ikhtilaf lebih utama. Maksudnya, berkaitan dengan puasa 1-9 dzulhijah banyak perbedaan pendapat lebih baik dihindari karena puasa ini sunnah dan termasuk hal furu (cabang). Namun tidak ada ikhtilaf mengenai puasa senin-kamis, daud, bayar hutang romadhon, nazar dll karena yang utama dibulan dzulhijjah ini adalah mengisinya dengan ibadah sebagaimana bulan romadhon seperti penjelasan ustadz diatas. Wallahu a'lam

22 Juni 2015

Telat nikah Vs S3

di 00.00 0 komentar
Alhamdulillah kini sudah lulus tingkat magister Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Mendengar gelar yang disandang pastinya berat plus tanggung jawab secara keilmuan juga gak remeh temeh.  

Menghadiri pernikahan teman beberapa kakak kelas yang datang sambil menggandeng anaknya selalu berbisik, "Makanya sekolah jangan tinggi-tinggi, tar pada takut loh mau ngelamar". Trus hari H acara ketemu guruku dulu pun begitu, "Wes to, jangan lanjut S3 dulu pikirin nikah dulu". Kemarin pas main juga sapaannya gitu, "Kamu sih sekolah terus, laki-laki takut lah ngelamarnya". Masih banyak lagi sapaan teman-teman tiap kali ketemu.

Saat pelepasan wisuda, ada seorang dosen yang berkata, "Saya merasa tidak mendapat apa-apa di kampus, ketika S1 masih gamblang mau apa lalu saya lanjutkan S2, setelah S2 pun bingung mau ke luar negri nilai TOEFL ngepres plus saingan yang tak terkalahkan. Akhirnya karena bingung dan merasa belum paham apa yang saya dalami di S2 saya lanjutkan S3. 

Pesan ini sangat berkesan pada saya pribadi, tapi betul loh begitu lulus seakan 'bingung' ilmu. Banyak sekali yang disampaikan tapi seakan kita tak tahu apa-apa, dan semakin bingung maka harus mengejar tingkat diatasnya.

Sapaan teman-teman sejenak bikin emosi naik juga tapi apa gunanya, lalu coba saya alihkan jadi motivasi untuk melanjutkan S3 walaupun masih terseok-seok banget. Memang sesuatu yang besar tak bisa diraih dengan instan. Bulan juni tgl 24 ini penutupan pendaftaran, tapi saya proposal, rekomendasi pun belum ada. Memang pengen menunda sebentar sambil menyiapkan beberapa hal.

Mendengar S3 saya juga merinding, terlalu jauh dan sangat tinggi sedang kapasitas saya apalah. Mereka yang S3 biasanya yang punya jam terbang tinggi, jurnal dan paper bertebaran hingga internasional dan pajangan buku di toko-toko. Paradigma itu sih dulu, sekarang banyak loh yang muda-muda freshgraduete udah ambil kuliah S3. Tapi prinsip, 
"Jika ada manusia yang bisa berarti kita pun bisa".
Entah pendidikan tersebut untuk bekerja atau sebagai Full time mother di rumah, namanya menuntut ilmu itu wajib. Ilmu akademik menurut saya menjadi wajib ketika seseorang mampu meraihnya, mampu dalam artian a) biaya b) mampu berfikir. Disayangkan sekali jika hidup yang sekali ini tak sempat mencicipi ilmu tingkat akhir tersebut. Sekali lagi pliiis deh jangan kait-kaitkan jodoh dengan mencari ilmu, ga ada relevansi sama sekali. Mo di kompromikan juga dua teks itu ga ketemu. Jodoh= nikah, lahir, meninggal, rezeki semua takdir Allah yang tentukan. Menuntut ilmu adalah kewajiban tiap orang (fardhu ain) yang tidak seorang pun punya hak melarang orang mencari ilmu.   
Allah Ta'ala berfirman :   يَرْفَعِ  اللَّهُ الَّذِينَ  آمَنُوا مِنْكُمْ  وَ  الَّذِينَ  أُوتُوا الْعِلْمَ  دَرَج"Alloh mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian serta orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derajat (Al Mujadaah: 11)
Hati-hati lo, Allah perintahkan kita cari ilmu, mosok ada manusia yang berani melarang. Bahkan menjudge jodoh seseorang karena ilmu padahal itu perintah Allah dan jodoh itu takdir. Semoga jadi pencerahan dan semoga dimudahkan Allah SWT, mohon doa dari pembaca sekalian saya bisa lanjut S3 dan berguna bagi nusa, bangsa, agama dan segera menikah #eh. 
Abaikan tiap celaan, cibiran dan balik jadi pengungkit semangat.

20 Juni 2015

Kepsek Teladanku, (Taruna Al Qur'an Putri, Part III)

di 23.58 0 komentar
Lanjutan dari TA part II, kali ini tentang kepala sekolah saya yang super besar perjuangannya untuk memajukan sekolah. Pelajaran berharga ini sayang disimpan sendiri, siapa tau anak cucu baca buat panutan dan cermin.
Saya: “Ibu ni kemana-mana harus ngetrans atau dulu kol kuning, kok bisa bu dari di Bantul dulu hingga kini di Jogja terus saja berjuang”.Ibu Kepsek: “Urip ki dilakoni karo sinau, aku ki mbodo ngerti ra”. 
Translete: Hidup ini dijalani dan sambil belajar, aku berusaha tanya kalau tidak tau gak mengapa dianggap bodoh, wong memang gak tau.
Canggih pikirku, sebagai kepsek beliau tak pernah mengeluh capek walaupun berangkat pagi pulang petang bahkan magrib. Kalau mikir dunia apa coba untungnya, tapi beliau mengejar yang lebih mulia dari semua itu. Zaman saya kamar jadi all in one, buat istirahat, makan dan sekolah. Waktu sekolah kami harus angkat2 meja dan waktu tidur kami harus gotong meja keluar. Kini, gedung dua lantai jadi bukti perjuangan beliau. Kegesitan beliau memilah milih mencari celah bagaimana memanage keuangan yang tidak di support seperti sekolah Negeri, untuk membayar gaji guru, menggenapi fasilitas dan memanage pembelajaran senyaman mungkin tanpa mengeluh pada pemerintah. Saya yakin, bukan hanya karena beliau tapi kerja tim dan beliau leadernya.
gambar

Saya merasakan betul jadi seorang yang harus antar jemput karena Ibu saya di rumah juga harus dibonceng kemana-mana. Dengan jarak yang tidak dekat tapi semangat tak pernah luntur, kemanapun kami pergi beliau mengiringi. Tips dan sarannya selalu simpel, “Urip ki dilakoni”. Kemarin juga pas saya tanya, apa resep anak-anak sekarang lebih tinggi pencapaiannya dibanding saya dulu. Ibu Cuma bilang, “
Aku tu gak pernah suruh-suruh mereka belajar, ya tak bilangi kalau nilai rapot jelek kan siapa yang malu. Kalo bagus juga kan siapa yang bangga rapotnya di lihat orang. Just simple, mereka yang butuh ilmu, mereka harus berjuang sendiri. Aku (bu kepsek) taunya urus yang di luar itu ex: ke kemenang, dinas pendidikaan, pokoknya urusan diplomasi lah.
Prediksi saya, namanya juga anak hasil saringan dari yang yang terbaik (saat PPDB), konon kabarnya banyak yg rangking kelas pastilah secara IQ diatas rata-rata walaupun IQ bukan penentu sebenarnya tapi sumbangannya IQ pada orang sukses di dunia probabilitasnya hanya sekitar 6-20%. masih perlu di lengkapi oleh EQ, SQ, CQ, AQ dan klasifikasi kecerdasan lainnya . Tiap dipuji si Ibu selalu bilang: 
“Bukan aku yang hebat, aku ini gak bisa apa2, anak-anak itu yang berjuang sehingga sekolah dan nama pondok menjadi hebat”
Yah, pasti ada hero di setiap laga pastinya. Hahaha..

*Resep ibu mau saya pinjam buat mengarungi bahtera dunia yang makin berat ini. Tolong doakan guru saya ini ya Ibu Dra. Nasyiatul Baroroh, semoga beliau selalu dalam RahmatNya, sehat wal afiat dan umur panjang untuk menebar kebaikan sebanyak-banyaknya.


19 Juni 2015

Taruna AlQur'an Putri (Silaturahmi Part 2)

di 22.00 0 komentar
Lanjutan dari postingan sebelumnya, kunjungan saat itu ke Taruna membuat dada kembali berdesir. Terlebih ketemu Nofi, pathner saya yang suka menanggung malu akibat kebiasaan saya yang suka berhutang, just you and i understand it.
Duduk di pelataran kantor kami tertegun menyaksikan Taruna masa kini jauh dari bayangan akan seindah ini. Hilir-mudik santri yang ke kelas dua lantai, perpustakaan yang full buku baru dan terawat, tengok ke belakang ada ruang makan khusus dengan kursi (kami dulu ngeleseh dimana-mana dengan nampan isi 3-5 orang), ada mesin cuci khusus pengering bagi santri, masak dengan gas dan dibantu Ibu dapur, serta fasilitas lainnya yang jauh dari kami para pendahulu (tua banget ya). Poinnya bukan di fasilitas itu. 
Mushola plus ruang belajar kadang ruang bobok  *tempodulu
klo Mushola rame, sy milih belajar disini smp pindh tidur juga *msh eksis ini
Berdasarkan hasil obrolan dengan bu Baroroh (kepsek MTs-Aliyah) nilai UN dan UAMBN anak-anak ini meningkat tiap tahunnya melampaui sekolah-sekolah negri yang lebih bonafid dan lebih dulu berdiri. Hasil tahfidzpun mengejutkan, mulai tahun ini target yang ditetapkan minimal 5 juz pertahun sehingga diharapkan anak pulang membawa 30 juz. Amazing, mereka mampu bahkan beberapa sudah hatam 30 juz di kelas 3 Aliyah dan kelas di bawahnya. Setelah UN pun anak-anak di khususkan murojaah atau mencapai target bagi yang belum.
Ini yang oke saya bilang, fasilitas Ok tapi prestasi Ok. Bu Baroroh bilang “Jamanmu kae yo apik kok (Zaman kamu dulu juga bagus kok)” tahun ini kita menolak hampir 200 anak dengan sekolah yang putra, (kelas saya dulu 80 orang pas kelas 1 eh sisa 19 orang di kelas 6, seleksi alam). Saya jawab, “Bayangkan bu, mau UN kami belajar hanya kumpulan soal tidak ada buku paket apalagi teknologi, harus tetap jaga malam dan piket”. UN pun numpang karena sekolah kami dalam tahap perintisan. Benar-benar saat itu hanya kekuatan doa yang berlaku karena secara kelengkapan alat tempur kami kurang. Bu Baroroh bilang “Masa kalian masa perjuangan, mungkin ini hasilnya dari pahitnya perjuangan”. Tapi si Nofi bilang, “beda ning, tahan banting dan akhlaknya beda”. Haha.. tiap zaman ada emasnya sendiri-sendiri.
Intinya, suatu pembelajaran memanglah harus didukung oleh fasilitas memadai, SDM berkualitas dan sinergi. Utamanya lagi harus ada point plusnya, kalau hanya UN tertinggi saja udah biasa, tapi tambah istimewa jika hafidzoh pula. Mungkin bisa jadi inspirasi bagi yang lain, adek-adek yg habis UN lalu di "asingkan" di suatu tempat untuk menghafal selama menunggu pengumuman. Keren kan, daripada galau mengguita lebih baik kejar setoran :D

Good job buat adek-adekku sekarang, we proud all of you.




Taruna Al Qur'an Putri (silaturahmi part 1)

di 01.00 0 komentar
Beberapa waktu kemarin  saya silaturahmi ke pondok Taruna Al Qur’an Putri. Hajatnya sih simple, cuma titip kado buat adek kelas yang akan menikah karena minggunya tidak bisa berangkat. Selalu deh, setiap akan melangkah ke “rumah pertama” ini pasti deg-degan ampun kayak mau bertemu siapanya gitu. “Rumah Pertama” adalah tempat saya dan teman-teman di tempa hidup dunia-akhirat (dalem banget bahasanya) hehe.

Taruna yang sekarang berkembang jauh dari Taruna yang dulu kami tempati. Masih teringat jelas bagaimana saya akhirnya menentukan diri harus mondok dan menghabiskan waktu SMP-SMA di sini. Pilihan untuk mondok hingga saat ini masih banyak di pertanyakan orang. “Kenapa sih mbak kok sadar saat itu harus mondok? Milih Taruna pengen jadi Hafidzhoh ya mbak? Heh.. Malu saya kalau di tanya alasan itu lagi. Pernah saya jawab di blog ini sebelumnya bahwa hanya satu alasan utama tanpa embel-embel cita-cita lainnya yaitu phobia boso Jowo. Aneh, tapi itulah sikon saat itu saya adalah siswa pindahan akibat konflik Poso yang berkepanjangan, konon kata teman-teman di sana hingga saat ini masih saja konflik itu berlanjut.

Menata Niat
Telatnya saya adalah tidak sedari awal mondok sadar akan kewajiban mengapa berkerudung, mengapa harus belajar ilmu agama setelah seharian sekolah, mengapa kita kudu mati-matian menghafal Al Qur’an, mengapa oh mengapa. Saat itu orang tua pun bingung mencarikan dimana sekolah SMP yang tak ada materi bahasa Jawa yang mustahil ditemukan. Atas petunjuk Allah melalui seorang tukang kayu (saat ini telah menjadi seorang pemimpin aliran tertentu) akhirnya di tunjukkan lah ke Taruna.

Pemirsa pasti tau dong artis Terry Putri, nama dia saja cuplik karena sejenak saya kagum dengan keputusannya berhijab. Tau kan ya bagaimana style dia sebelum berkerudung? Kebetulan saya suka gosip jadi cukup updet masalah ini, niatnya mau ambil ibroh tapi eh mudharatnya lebih banyak. Saat diberondong dengan berbagai pertanyaan kenapa berhijab? Apa tidak takut rezeki setelah menutup aurat? Satu jawaban dia: “Kita mah jadi manusia taat dulu, masalah rezeki, tenar, itu bonus aja dari ketaatan bukan tujuan. Nah lo, saya pun ikut memakai “rumus” mbak ini dalam melihat pengalaman saya merasakan mondok. Saat mondok memang tidak ada niat khusus namun alhamdulillah banyak hal saya dapatkan, 1. The Real Life, Pengalaman hidup dari bawah 2. Be a leader, pemimpin buat diri sendiri dan untuk umat (santri lain, hehe) 3. Menghafal Al Qur’an (sampai saat ini masih megap-megap kewalahan) 4. Mengerti ilmu agama (walau belum sampai tahap paham sih) dan lain-lain.




kamar santri tempo dulu

  • The real life

Lulus SD umum yang suka pakai celana dan kaos pendek, rambut suka di kucir tiap sekolah lalu tiba-tiba harus berkerudung rapet. Umur segitu sudah harus menata hidup sendiri, piket, masak mulai dari 'mecel' (memecah) kayu menjemur hingga masak dengan kondisi seadanya, nyuci di kali yang tiba-tiba bisa banjir kalau di merapi sono hujan. Nyetrika pakai areng dan harus pesan ke piket masak, makan yang cuma seadanya racikan sendiri, kadang ayam disuwir hingga tak terlihat wujudnya, menyaksikan terong berenang-berenang di baskom. Antri mandi berjam-jam walaupun bangun jam 4. Piket yang kadang luasnya bikin pegel pinggang dan lainnya lagi keluhan yang dirindukan saat ini.
Kubah Masjid TA yang masih exis
  • Be a leader
Alhamdulillah pernah “tak sengaja” jadi leader buat seluruh santri. Tak punya pengalaman, kedudukan, pangkat namun di uji dengan pahit manisnya jadi leader. Tak sepenuhnya sukses namun pembelajaran mendalam hingga saat ini terus membekas dan tak hilang
  • Menghafal Al Qur’an
Kurikulum utama adalah tahfidz, mau tidak mau suka tidak suka ya harus menghafal. Itulah mengapa kalau ditanya bagaimana cara menghafal atau teman-teman curhat sulitnya menghafal atau parahnya memuji2 maka Cuma bisa dijawab: “Wajar, kalau kamu mondok seperti saya pun pasti bisa lebih banyak dari yang saya dapat". Kami benar-benar di gembleng dan itu di dukung oleh lingkungan (semua wajib menghafal). Ada konsekuensi bila tak sampai target minimal 2 juz yaitu tinggal kelas. Siapa jal yang mau, kalau kalian di posisiku saat itu pasti melakukan hal yang sama. Itulah yang saya sesalkan kenapa dulu tak serius dan menganggap ini kewajiban. Nyeselnya sekarang
Ke kelas ada yang menghafal, ke kantin, ke halaman bahkan ke kali pun ada yang cari keheningan untuk meluluskan niat menghafal. Bu Umar pernah berkata: 
“Kalau di Pondok jadi baik, tetap bagus ngaji dan ibadahnya itu wajar karena lingkungan mendukung. Tapi kalau setelah hidup di luar pondok bahkan bisa lebih baik di banding pencapaian saat itu nah itulah justru yang hebat”. 
So its not because i’m a wonderful woman, its just work, trust me.. hehe
  • Diajari ilmu agama
Kerasa banget seletalah di luar begini, kalau dulu kan mengandalkan ada pengajar yang nanti ngajar tentang ilmu nahwu, shorof, tarjim, imla-khot, usul fiqh, fiqh, ulumul hadis, serta pembahasan kitab2 akhlak dan lainnya. Sayangnya dulu itu gak serius, kalau yang ngajar ustadz dan pakai tabir sering ditinggal tidur(penyakit santri, kenapa mata jadi berat banget alasan padet jadwal).

Pada intinya menata niat atau rechange niat tuh jadi penting. Bagi saya, indikator kesuksesan sebuah kegiatan adalah niat. Sukses tidaknya, tercapai atau tersendatnya sesuatu bermula dan dinilai dari niat. Hebatnya lagi niatlah yang membedakan amalan menjadi pahala atau sia-sia (Hadis Niat, riyadhus solihin no.1). setidaknya rechange niat kita dalam melakukan sesuatu andaikata saat melakukannya kita lalai menata niat. Kembali lagi itu mah niat untuk full ibadah, niat untuk memperdalam Islam sebagaimana kewajiban yang seharusnya. Plus-plus diatas mah bonus dari Allah SWT, kata mbak Terry.



18 Juni 2015

Tarwih Live Makkah #iisinsomnia

di 23.00 0 komentar
Beberapa hari ini ritme tidur jadi aneh, dulu zaman S1 tidui jam mulai magrib sampai jam 23.00 WIB buat kerja tugas, belajar, makan dsb. Pas kuliah magister udah mulai normal tuh bangunnya bisa jam 03.00 WIB (pas ada tugas aja, he).

Eh sekarang kambuh, tidur jam 20.00 nanti jam 23.00 dan bangun sampai subuh. Kayak hari ini, terpaksa lembur bingung mau apa. tapi coba positif thinking, selama ini ngaku gak punya waktu belajar, nulis, baca etc padahal udah di tulis di list to do, hehe..

Nah, mumpung romadhon bisa sekalian ibadah kan. Tidak hanya solat saja, bisa ngaji, mbaca-baca buku, makan, ngeblog atau denger solat tarawih live makkah di radio Rodja sambil menuggu waktu sahur. saya aja gak sengaja, nemu disini http://www.radiorodja.com/
Karena di Makkah mereka baca sekitar 1 juz setiap malam, sehingga sekalian ikut murojaah, belajar tahsin dan cara orang arab ngaji.

atau dengar MQ http://mqfmnetwork.com/

Ayo bikin target romadhonmu, mau hatam berapa kali? 60 kali kah seperti Imam Syafii?


Saat bingung mengambil hukum

di 01.00 0 komentar
Hampir romadhon, mulai muncul beberapa pertanyaan teman-teman seputar puasa dan hukum di dalamnya. Ada yang tanya bagaimana hukum fidyah bagi wanita hamil, bagaimana jika keluar darah dengan ciri begini begitu, cara menghitung masa suci, bolehkan utang puasa di bayar fidyah, bolehkah puasa romadhon yang belum diqodho lalu bertemu puasa romadhon lagi status hukumnya bagaimana.

Jujur, saya bukan ahli ilmu agama yang mampu memberi kepastian hukum. Bukan pula ulama yang pandai membaca membaca kitab dan mengolah dalil. Bukan juga lulusan dari Konsentrasi Qur’an Hadist. Tapi dari pertanyaan-pertanyaan itu saya belajar menjawab semampunya. Jikapun memang terlalu beresiko maka saya bilang, ustad A, B hingga Z berpendapat begini, dalil yang dipakai ini, derajatnya ini.
Sebaiknya memang jika tidak tahu atau ragu sebaikanya minta mereka tanya pada Ustadz yang lebih terpercaya. Tapi bagaimana jika mereka mendesak untuk diberi jawaban. Cara saya yaitu menyandarkan pada mereka yang lebih ahli seperti syekh utsaimain, syaikh bin baz, atau ulama-ulama Indonesia sendiri seperti Aagym, Ustadz Miftah, dan lainnya. Mengapa? Karena mereka yang paham dalil dan tingkat kesholehannya lebih baik karena hidupnya selalu berkaitan dengan buku dan kitab.
Kalaupun ada hadist yang saya tahu atau kitab yang membahas maka sampaikan sebisa kita diterima ataupun tidak oleh penanya. Kewajiban seorang muslim adalah menebarkan ilmu walau satu ayat, namun kehati-hatian pun perlu jadi pijakan. Namun lantas jangan menjadikan kita sebagai orang yang menyembunyikan kebenaran. Ancaman bagi mereka yang tidak menebarkan ilmu pun ada, seperti hadis:Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
من سئل عن علم فكتمه ألجم يوم القيامة بلجام من نار

“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu, kemudian ia meyembunyikannya, maka kelak ia akan dibungkam mulutnya dengan api neraka.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi dan Al-Hakim)
Lalu? Menjawab bisa salah dan diam pun salah. Prinsip Islam mengajarkan seseorang yang tidak tahu dia dihukumi tidak berdosa namun ada keharusan untuk mencari ilmu untuk menutupi ketidaktahuannya. Sebagaimana keutamaan orang berilmu dalam surat al Mujadalah:Lalu siapa yang berhak menjawab? Ingatkah kita bahwa di zaman Rasulullah SAW tidak ada batasan mencari ilmu, bukan berdasar tingkatan capaian akademik seseorang, bukan ketinggian pangkat atau jabatan. Dimanapun seorang ulama yang terkenal memiliki syarat diterimanya hadis seperti jujur, tsiqoh, dhobit, akan terus diburu untuk diambil ilmunya. Contohnya Imam Bukhari yang terkenal hadisnya shahih melalui hal yang sama dan di dahului shalat sunnah 2 rakaat setiap kali akan menuliskan hadisnya.
Seorang mujtahid (orang yang berijtihad) tidak sembarang. Ijtihad adalah proses pengambilan hukum ketika dalil dari Al Qur’an, Al Hadis, Ijma dan Qiyas hukumnya longgar, atau mungkin terjadi khilafiyah mengenai tafsirnya selama tidak ada hukum yang kuat (wajib) yang ditetapkan Al Quran maupun al Hadis. Bisa juga karena kondisi yang dialami sekarang berbeda dengan zaman dulu yang diriwayatkan Nabi SAW. Syarat menjadi mujtahid pun tidak main-main, setidaknya orang tersebut hafal Al Qur’an dan faham tafsirnya, mengerti Hadis, faham bahasa Arab. Imam al Ghazali menyatakan mujtahid mempunyai dua syarat, yaitu:
  • Mengetahui dan menguasai ilmu syara, mampu melihat yang zhanni di dalam hal-hal yang syara dan mendahulukan yang wajib.
  • Adil, menjauhi segala maksiat yang mencari sifat dan sikap keadilan (`adalah). Menurut Asy Syathibi, seseorang dapat diterima sebagai mujtahid apabila mempunyai dua sifat, yaitu mengerti dan paham akan tujuan syari`at dengan sepenuhnya, sempurna dan menyeluruh. Mampu melakukan istimbath berdasarkan faham dan pengertian terhadap tujuan-tujuan syari`at tersebut.
Menurut Dr. Wahbah az Zuhaili, seorang mujtahid mempunyai dua syarat yang harus dimiliki, yaitu mengetahui apa yang ada pada Tuhan dan mengetahui atau percaya adanya Rasul dan apa yang dibawanya juga mukjizat-mukjizat ayat-ayat Allah.Al-Syatibi berpendapat bahwa mujtahid hendaknya sekurang-kurangnya memiliki tiga syarat: Syarat pertama, memiliki pengetahuan tentang Al Qur’an, tentang Sunnah, tentang masalah Ijma’ sebelumnya. Syarat kedua, memiliki pengetahuan tentang ushul fikih. Syarat ketiga, menguasai ilmu bahasa.Selain itu, al-Syatibi menambahkan syarat selain yang disebut di atas, yaitu memiliki pengetahuan tentang maqasid al-Syariah (tujuan syariat). Oleh karena itu seorang mujtahid dituntut untuk memahami maqasid al-Syariah. Menurut Syatibi, seseorang tidak dapat mencapai tingkatan mujtahid kecuali menguasai dua hal: pertama, ia harus mampu memahami maqasid al-syariah secara sempurna, kedua ia harus memiliki kemampuan menarik kandungan hukum berdasarkan pengetahuan dan pemahamannya atas maqasid al-Syariah. sumber

Dengan kompetensi yang mumpuni itu maka kekhawatiran dia salah berijtihad semakin kecil karena kapabilitasnya. Oleh karena itu mujtahid yang salah mendapat pahala 1 dan jika tepat maka pahala 2. Namun hanya Allah SWT yang tahu mana benar dan mana yang salah. Ijtihad boleh beda berdasar pada hasil pembacaan ayat Qur’an, hadis, ijma, qiyas serta pendapat-pendapat sahabat, ulama-ulama hingga ulama kontemporer. Kita sebagai makhuk bebas pun boleh memilih mana yang kita yakini untuk diambil sebagai dalil. Hakim seseorang adalah hatinya, maka bila ia cenderung pada satu pendapat janganlah memakai otak/nalar tapi hati nurani berdasar dalil yang kuat. Sebuah hadis dikatakan: bila seseorang menggunakan nalar maka ia tidak
Sebagai orang awam, kitapun berhak membaca kitab-kitab ulama dan terus memperbaiki diri, menambah ilmu teruatama bahasa arab yang menjadi pengantar membaca kitab asli dibanding terjemah. Tak ada batasan umur dalam belajar bahkan diharuskan seseorang terus belajar sepanjang hidupnya. Untuk jawaban diatas saya suka googling walaupun jangan serampangan juga dalam mengambil pendapat. Carilah website yang diasuh oleh ulama-ulama yang memang kompeten secara keilmuan diakui. Baiknya lagi jika mampu maka datangi kediaman ulama tersebut untuk menimba ilmu langsung. Karena keterbatasan sebagai manusia hendaknya berucap Wallahu a’lam bisshowab karena Allah lah hakim yang seadil-adilnya. 
Tanjungan, 1 Romadhon 1436 H

14 April 2015

Memaknai Menyegerakan Menikah

di 11.40 0 komentar

*Rangkuman ceramah dari Ummi Dewi Asrofah, MQ FM
Menyegerakan bukan berarti tergesa-gesa, baik untuk perempuan maupun laki-laki punya standar masing-masing apa yang disebut siap untuk menikah.

Kasus setiap orang menyegerakan menikah masing-masing orang bisa berbeda tergantung kesiapan dan rintangan yang dihadapi.  Setidaknya ada beberapa indikator yang dapat menjadi rujukan untuk melihat apakah seseorang siap menikah atau belum.
Indikator bagi laki-laki yang siap menikah yaitu:
  1. Usia, idealnya usia 20thn. Lihat juga secara psikologis misal sedang menghadapi ujian SMA maka harus ditahan dulu baik dengan puasa atau menyibukkan diri.     
  2. Spiritual, sangat-sangat pentingg. Seorang imam harus siap makmumnya akan dibawa kemana
  3. Finansial. Siap atau tidak seorang laki-laki harus memiliki finansial yang memadai. Paling tidak seorang laki-laki punya ‘sesuatu’ sebagai bentuk tanggung jawab.

    Untuk perempuan pun ada 3 hal juga yang perlu di perhatikan:
  1. Usia ideal
    Aisyah, menikah dulu berumah tangga kemudian. Aisyah merupakan contoh ideal usia untuk menikah. Ketika ia dinikahi Nabi SAW diumur 6 thn, kemudian umur 9 thn baru bersama Nabi SAW dengan pertimbangan usia 9 tahun sudah siap berumah tangga. 
  2. Kematangan emosi. Seorang perempuan lebih cepat dewasa dibanding pria. Namun kematangan emosi bisa jadi belum seimbang dengan kematangan usia.
  3. Urusan dunia. Perempuan hendaknya mengetahui segala kecakapan hidup mulai dari urusan rumah tangga hingga urusan lain yang bila tak disiapkan maka akan kerepotan sendiri. Memiliki keterampilan. 
         Masing-masing harus saling introspeksi. Cara mengecek diri adalah melihat bagaimana kepekaan terhadap teman, apakah sudah peka melihat rumah kotor, piring bertumpuk di rumah, adek nangis. Hal-hal simpel ini merupakan latihan ilmu terapan setelah belajar teori.

Seorang yang belum menikah sering berangan: bagi wanita, tidak perlu bingung finansial, tidak akan galau, ada yang mengantar dan lainnya. Espektasi laki2 pun tidak beda: pulang ke rumah segalanya siap, ada yang masak, bikin kopi dsb.

              Ilustrasi sederhana: saat ingin sholat tepat waktu di kala senggang merupakan hal yang mudah. Namun bagaimana saat sudah punya anak, repot memasak.

Intinya jangan berangan terlalu muluk yang kelak menyengsarakan diri sendiri. Selalu menyiapkan kondisi terburuk (dalam artian tidak memikirkan yang enak-enak saja). Baik untuk wanita adalah wanita maupun pria harus benar-benar tawakal pada Allah SWT, kembali pada tujuan awal yaitu beribadah pada Allah SWT. Saat kedua pihak telah satu tujuan untuk beribadah maka segala hiruk pikuk, beratnya rumah tangga akan dijalani bersama dengan mudah.
          Titik Poinnya: 
Bagi laki-laki yang benar-benar sudah memenuhi syarat maka segerakanlah untuk menikah. Jangan sampai termasuk dalam hadis Nabi yang menunda menikah karena takut miskin dan sebagainya.
Bagi Perempuan, Permudahlah! Jangan memperlambat hanya karena urusan-urusan yang menghalangi kesakralan ibadah. 



 

Lima Belas Menit Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review