10 Desember 2012

Wanita Terhebat..

di 17.55

sebelum nulis mo nyanyi dulu ah, buat ibuku yang paling cantik sedunia ^^

Airmata Ibu

Apakah sebenarnya
Terbuku dikalbumu
Apakah erti linang airmata di pipimu

Ucapkanlah padaku
Tak bisa kurungkainya
Rahsia yang kau pendam itu

( korus )
Aku hanya menduga
Tidak mampu merasa
Sebenar-benar perasaanmu

Pengorbanan yang kau lakukan
Untuk dewasakan ku
Pengorbanan yang kau lakukan
Untuk dewasakanku
Hanya bisa ditangguing oleh hati ibu

( bridge )
Namun kupercaya
Takkan terlerai kasih
Ikatan ini takkan putus

Telah kau telan lara
Dan terima segala
Dugaan dan badai yang melanda...
Duhai ibu
Ibu.. tertegun aku melihat pengorbananmu
Tak kuasa haru berubah menjadi bulir2 perdu
Siti Nurhaliza (Aiman / Ad Samad)


          Seorang wanita baik itu anak, ibu atau nenek menjadi sangat bahagia dikala mereka dihargai dan didengar. Wanita yang beranjak dewasa sangat memipikan menjadi ibu seperti ibunya yang menjadi dambaan anak-anaknya dan memiliki pasangan (suami) yang tulus setulus ayahnya.
Bercerita sedikit tentang perjuangan ibu tentu cerita bermula semasa ia gadis dan harus melepas masa lajangnya. Disini pilihan berat bagi wanita di satu sisi memiliki ambisi diri untuk menunjukkan eksistensi dirinya namun sisi lain harus menuruti orang tuanya. Di masa sekarang tidak masanya lagi memang dijodohkan dan manut pada pilihan orang tua, namun suatu pesan surgawi yang tidak akan lekang sepanjang masa adalah “menuruti perintah keduanya selama tidak bermaksiat pada Allah”. Saya pun setuju dengan gaya orang dulu yang menjodohkan anaknya, “walaupun karena harta” ya..orang tua yang baik pasti tidak akan menjerumuskan anaknya pada kejelekan. Pokoknya manut saja dijamin tiket surga sudah kau raih.

          Setelah menikah lalu mempunyai anak muncul lagi dilema baru, pikiran terus diputar bagaimana caranya agar anakku ini bahagia walaupun aku susah, misalkan ada 5 anak maka akan berpikir keras bagaimana selalu adil dalam memberi apapun, apa yang akan dibekali pada ke-5 anak ini sebagai bekal ketika aku orang tuanya sudah tiada. Terus... siang malam fikiran bekerja tak berhenti, tak dipedulikan kesehatan diri asal anak bahagia dan senang hidupnya.
Di saat anak sekolah Ibu akan terus memantau apakah anak ini belajar dengan baik, dengan segala keterbatasan yang ada mengayuh sepeda cantiknya untuk menanyakan pada guru perihal perkembangan putra/i-nya. Setiap solat beriring tangis dan doa agar anak selalu dilindungi Allah dan dimudahkan segala urusannya.
          Saat si anak dewasa, dikala sang anak akan melamar gadis pujaannya maka ibu akan menanti kepulangan anak dengan harap-harap cemas, jika diterima Ibu akan bahagia dan jika ditolak ibu siap menjadi tempat kembali anak sesegar oase di bawah teriknya gurun pasir. Ibu.. tak ada kata yang pas untuk mewakili perjuanganmu, maka sepantasnya memang surga di raih dengan ridhomu. Ibu, aku ingin menjadi Ibu sehebat dirimu
Cuplikan sanjungan Iwan Fals untuk Ibu:
Iwan Fals – Ibu
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah… penuh nanah
Seperti udara… kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas…ibu…ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas…ibu…ibu….


0 komentar:

Posting Komentar

 

Lima Belas Menit Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review