28 Agustus 2014

Al Qur’an Untuk Penghafal Qur’an (Hafidz/ah)

di 08.11


goggle.com

Bentuk dan ragam al Qur’an di Indonesia ini sangat beragam. Mulai dari yang bentuk elegan, lux, sampai yang sederhana pun ada. Variasi yang dilakukan antara lain menambahkan tafsir, mulai dari tafsir Ibnu Katsir, tafsir muyassar, tajwid, doa, terjemah perkata, asmaul husna dan pemanis lainnya. Kreatifitas al Qur’an memang perlu dilakukan untuk menghindari kebosanan (bosan melihat bukan membaca) desain yang begitu-begitu saja sejak lama.
Kelas usia yang disasarpun saat ini cukup membantu, al Qur’an anak misalnya dibuat full colour, menambah cerita-cerita berkaitan dengan asbabunnuzul yang dibantu visualisasi gambar.
Ketika ditanya al Qur’an yang belum pernah ada di Indonesia, saya memang belum mengetahui semua jenis al Qur’an. Dari segi ukuran, dari kecil sampai super besar sudah, segi usia juga sudah, variasi dan desain pun sangat beragam. Bahkan saat ini ada e-pen yang membantu belajar al Qur’an, tajwid dan asbabunnuzul dengan bantuan pena ajaib yang bisa bersuara.
Satu yang belum dan perlu dicari formulanya adalah kesadaran membaca. Ya, sebagus apapun al Qur’an yang ada bila tak dibaca dan hanya menjadi koleksi di rumah adalah percuma. Saat ini ada gerakan ODOJ, one day one juz namun belum semua orang sepakat dengan kewajiban memberi laporan ‘kholas’ pada musyrif/musyrifah melalui media HP. Ada yang berfikir itu riya, pamer. Namun banyak juga yang terbantu sebagai ajang ‘fastabiqul khairat’.
Saat ini orang lebih memilih al Qu’ran yang simpel, mudah dibawa kemana-mana, lengkap, pokoknya praktis, ekonomis dan elegan. Berkembangnya al Qur’an android merupakan inovasi baru juga, karena kebanyakan kita malu bila harus membuka lembaran Qur’an ditempat umum. Tapi beda rasanya bila membacanya di layar gadget, orang tahunya kita browsing atau layaknya pengguna yang ber-sms/telepon ternyata kita mengaji dengan diam-diam. Aksesibilas, fleksibel, menjadi alasan juga mengapa Al Qur’an yang dengan mudahnya di unduh di play store lebih diminati dari pada membawa mushaf langsung. Resikonya pun berbeda, bila membawa al Qur’an cetak maka harus ada tempat khusus ditas yang tidak bertindihan dengan buku lain, menaruh tas pun harus hati-hati agar tidak terinjak atau dilangkahi orang.
Semuanya tetap bermuara di niat, sebaik apapun al Qur’an yang digunakan jika tak ada kesadaran membaca tetaplah percuma. Mungkin kedepannya, cetakan al Qur’an bisa ditambahkan kata mutiara, nasihat ulama tentang pentingnya membaca al Qur’an, keutamaan menghafal al Qur’an dan lainnya. Bagus juga bila pembatasnya diperbanyak untuk al Qur’an bagi hafidz, diberi stiker penunjuk yang bisa dilepas-pasang, juga memo+bolpoint kecil yang simpel untuk menulis kesalahan yang pernah dilakukan si hafidz.
Pengalaman dulu ketika menghafal al Qur’an ada 1 Qur’an khusus untuk dicoret-coret pensil bahkan kadang bolpoint. Cover al Qur’an sampai penuh untuk catatan-catatan kecil, padahal sejatinya tidak etis hal itu tapi kalau menulis dikertas lain kita lupa dan entah kemana kertas itu saat hendak dicari. Beda rasanya ketika membaca mushaf yang penuh coretan, walau terlihat kotor tapi kita hafal letak kesalahan atau pembetulan bacaan yang dibenarkan oleh guru tahfidz. Semoga usulan ini bisa direspon oleh percetakan al Qur’an untuk memudahkan para calon hafidz/hafidzah menghafalkan sekaligus amal jariyah bagi mereka yang membantu memudahkan dalam proses menghafalkan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Lima Belas Menit Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review