1 Agustus 2014

Proses Kepompong Kupu-Kupu dalam Menulis

di 15.25
Antusias sekali kalau tau ada orang yang punya daya juang keras dan sungguh-sungguh. Pandangan tiap orang terhadap dunia berbeda-beda yang penting jangan sampai menganggap dunia gak penting dan tidak berusaha mencapai yang terbaik. Orang yang sungguh-sungguh mengejar dunia tidak melulu jelek koq. mengapa? karena kita tak pernah tau bagaimana upaya nya mencapai akhirat. inget kan hadis Rasulullah SAW yang menceritakan ada seorang ahli surga, namun yang ternyata ia hanya laki2 biasa dengan amalan yang biasa saja (normal seharusnya dilakukan). namun ketulusan dan sikap qonaahnya yang membuat ia menjadi ahli syurga. Intinya memang kita masuk surga karena Rahmat Allah dan bukan karena amalan yang tak seberapa dan kadang terpaksa #al hadis

Tak jarang kita suka iri melihat orang yang punya berbagai kelebihan, apalagi saat tahu usianya sama persis (tahun, bulan) pasti kita bakal stalking kemana-mana cari info tentang karya dan apa yang ia lakukan. Terlebih kalo orang itu terkenal, ya walaupun hanya di kalangan tweps atau komunitas tertentu pasti speachless sambil bilang, kok bisa ya?

Misal nih, ada seorang wanita usia kurleb 25 tapi karya tulisnya udah dimana-mana. Novel, cerpen, esai, artikelnya udah berjamuran di berbagai media lokal-nasional. cas-cus arab-Inggrisnya OK. udah nikah punya anak 3 soleh/ah. Pasti rasanya pengen cakar-cakar tembok trus bilang.."aduh gusti kok aku gak bisa gitu ya. kok aku biasa-biasa aja ya?"

Manusiawi, dan positif kok kalau ini diarahkan untuk memperbaiki diri untuk meniru jejak juangnya. Bukannya malah meratap, nangis 7 hari atau makan-tidur sebagai pelampiasan. #this's over guys..

Yups, Dosen saya S1 katakanlah terlihat biasa namun tiada yang menyangka beliau adalah penulis beberapa buku best seller. Pak Suyadi, boleh search di goggle siapa dia. Kerennya sebelum mengajar beliau memaparkan dulu slide tentang prestasi menulisnya, bayangkan coba dalam sebulan dia bisa menulis 40 buku. Saya sampai hafal banget gegara dalam 1 semester dapat 2 kuliah beliau. Tapi sayang, motivasi saya berhenti sebatas PENGEN. Blas gag mutu...rugi ketemu orang keren bin tsakep tapi gak dimanfaatkan.  Gila!! kita aja bikin 1 makalah bisa 2 bulan dengan grade standar yang gak oke2 banget lah. 

Ternyata, dari cerita yang saya dalami..proses kempompong beliau itu lama dan butuh perjuangan ekstra. Beliau cerita kalau menulis sampai tidak tidur beberapa hari (minim gitu), terus kalau lagi nulis sampai sakaw gitu gak bisa berhenti sampai jemarinya sakit.
Bener ya 'ala bisa karena biasa', kita nulis 1 paragraf aja mikir..mikir akhirnya tidak jadi ditulis. Bayangkan ketika kamu FB-an rutin, 3 hari aja..pasti hari ke 4 kamu pengen lagi atau secara gag sadar tanganmu otomatis buka FB, kamuu aja kaget mungkin. Yup.. habits makes perfect gitu kalau boleh saya ganti. Hehe

atau siapa kenal owner DivaPress?? Yup..bang Edi Ekhiles, Udah dapat silabus gratis belum ya?
Saya kenal beliau pas ikut acara kampus fiksi (cuma ikut sekali tapi banyak terharunya dengan bapak ini). Beliau itu kereeeeen dan tsakeeep luar biasa. Agak kaget juga kalau beliau sedang S3 di UIN SUKA. Kalau punya silabus menulis fiksi yang superrrduper itu lihat halaman belakang ada riwayat singkat beliau. 

Saya meriding sungguhan, karena hasrat ingin mandiri lepas dari orang tua kenekatannya kuliah dengan bekal menulis cerpen. Sejak cerpen pertamanya muncul di KR dengan honor 35.000 beliau lebih terpacu bahkan 'sakaw' kalau istilah dosen saya tadi. Sehari pak Edi bisa nulis tiap hari 2-5 cerpen itu 8-10 lembar dengan 2 spasi. Omegot..hehe.. truely merindings khans.. 

Saya pernah nyoba nulis, itu dari mulai menguatkan niat untuk buka laptop aja udah ngosh-ngosan minta ampun, mo kerja tugas aja syulitnya minta ampun. Tugasnya sih gak sulit tapi maksain diri buat MEMULAI itu  yang alamaaak jaaaan...

Tadi Pagi merenung denger lagunya Shaffix.. (perhatikan yang di Bold aja ya, and gak usah ikut nyanyi gpp kok :D

"Hari ini jadikan lebih baik dari hari kemarin, berusahalah. Hari esok jadikan lebih baik dari hari sekarang, sesungguhnya..."
Beribadahah... seolah akan mati esok hari
Berusahalah... seolah akan hidup selamanya

Niatkanlah di hati, satukanlah di jiwa, dalam menjalani hidup ini
Mulailah langkah baru, di setiap hari yang berganti, agar kita tak tertinggal

Reff:
Hari ini jadikan lebih baik dari hari kemarin, berusahalah...
Hari esok jadikan lebih baik dari hari sekarang, sesungguhnya...

Jika hari-hari dibiarkan berlalu begitu saja
Maka kerugianlah yang pasti menanti, di depan sana...
 

Cluenya..pengen menyimpulkan atau apalah bahwa kesuksesan seseorang dalam menulis itu tidak instans, sekali lagi..tidak instans sodara.. proses dan waktu panjang yang kita gak tau kalo gak tanya2 penulisnya itu yang bikin dia keren.. hehe
kalo katanya mas Edi, kalau kamu baru menulis 1-2 cerpen sebulan jangan ngerasa tulisan kamu udah keren sedunia apalagi anti kritik. Menulis perlu waktu hingga berdarah-darah..jangan ngeluh kalo baru pilek ato mules gara-gara menulis.
And satu lagi, kita tak harus menguasai semua kompetensi.. iri ato pengen sih boleh tapi fokuskan keahlian 1 aja deh..misal nih pengen jago nulis tapi pengen jago al Qur'an.. ya bisa tapi pasti ada yang prioritas atau kerja kamu harus berpuluh kali lipat..

ada pepatah, adagium, kamut ato apa ini saya lupa perkataan seorang tokoh...
Orang sukses adalah orang yang  belajar, bekerja dan berbuat diatas rata-rata orang kebanyakan..

So, you have two choice.. pilihlah pilihan yang berguna buat masa depanmu, Right?



0 komentar:

Posting Komentar

 

Lima Belas Menit Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review